Tulisan sebelumnya : Dalam diam aku selalu memperhatikanmu
Seseorang berjalan kearah kami. Sosok yang selalu ingin kulihat, sosok yang kucintai, sosok yang selalu aku rindukan. Dari jauh ia melihatku, ah mungkin lebih tepatnya kami. Tapi aku beranggapan ia melihat kearahku. Mata kami bertemu. Mata itu, aku tidak tahu bagaimana cara menjelaskan tatapan itu. Yang jelas aku selalu menyukai tatapan matanya. Aku merindukannya. Tetapi saat ia sudah berada dekat denganku, ia merubah haluan pandangannya menjadi lurus kedepan. Tapi tidak denganku, mataku sama sekali tidak berpaling darinya. Andai dia tahu apa yang kurasakan.
Tiba-tiba sesuatu dari tangannya terjatuh didepanku, ternyata sebuah kunci motor. "Eh" katanya, ia terlihat agak panik. Aku mematung, badan ini rasanya kaku, tak bisa kugerakkan, aneh. Tak ada yang dapat kulakukan, aku sama sekali tidak bergeming, aku hanya duduk terdiam sambil melihat gerak-geriknya. Aku benar-benar terlihat dungu saat ini dihadapannya. Aku dan teman disebelahku saling mengode, tentu temanku itu tahu bahwa aku memiliki perasaan dengan cowok tadi.
Masih orang yang sama; bunga mawar, seseorang yang menjadi perhatianku sejak awal bersekolah disini.
Mungkin rutinitasku terlihat membosankan dimata orang lain, tapi bagiku bahagia, bahagia karna dapat menatap wajahnya setiap hari disekolah. Memperhatikan tingkah lakunya yang terkadang membuatku tersenyum, tawanya, mendengar suaranya, segala hal yang membuatku bahagia. Hal yang paling kusuka darinya adalah senyumannya, senyuman itu rasanya sangat meneduhkan bagiku. Aku ingin membuatnya bahagia, bahagia karnaku...
Aku tak akan merusak hari-harimu, mengganggu rutinitasmu, dan tak akan memperlihatkan perhatianku kepadamu...
Ku poleskan sedikit foundation, lalu bedak ke wajahku, juga blush on dipipi ku agar terlihat lebih merona, eye shadow dikelopak mataku, dan juga lipstik dibibirku. Aku memakai baju tari khas daerah, sunting, kain songket, dan yang lainnya. Hari ini adalah penampilan tari pelajaran seni budaya. Aku ingin terlihat cantik dan anggun hari ini. Aku ingin dia melihatku, sekali saja.
Setelah selesai berhias dikelas, aku berjalan kekelas lain untuk berlatih tari sebelum tampil nanti. Tapi langkahku terhenti saat kulihat dia disana. Aku memperhatikannya dari lantai dua sekolah, saat itu adalah giliran tampilnya. Tanpa kusadari, aku tersenyum. Entah mengapa, melihatnya adalah bahagia bagiku. Tapi aku ingin bertanya, pernahkah aku menjadi perhatianmu? Tentu saja tidak. Lalu aku berdo'a didalam hati, semoga tak mustahil bagi kita untuk bersatu. Aku tidak tahu kenapa, apa, dan bagaimana perasaan ini bisa terjadi. Yang kutahu, saat ini aku menyukainya. Andai Tuhan memberi ku kesempatan, kesempatan untuk menjadi miliknya, kesempatan untuk membahagiakannya. Tak kan kubiarkan rasa sedih menghampirinya lagi.
Aku duduk disebuah kursi ditangga antara lantai dua dan lantai tiga untuk menunggu giliran tampil. Lalu dia lewat tepat didepanku. Aku berharap mendapatkan sebuah senyuman, sapaan darrinya, atau mungkin sebuah pujian yang terlontar dari mulutnya. Tapi... tak satupun yang kudapatkan. Hanya sebuah pengabaian.
Pada akhirnya, aku yang mengagumimu malah terabaikan...
Kulihat setangkai bunga mawar plastik terbengkalai dihalaman sekolah. Aku menatap bunga itu, miris. Aku membayangkan bunga itu sepertiku, hanya terabaikan, padahal setiap orang yang lewat tahu bahwa bunga itu ada, tapi bunga itu hanya terabaikan. Bunga itu terlihat menyedihkan, lalu aku memungutnya dan membawanya pulang. Bunga itu mengingatkanku pada kejadian 2 tahun yang lalu...
***
Aku berjalan memasuki aula, ternyata kudapati diriku sudah sangat telat. Mataku menyapu seisi aula, mencari keberadaan teman-teman sekelasku. Saat kudapatkan mereka, aku langsung berjalan kearah barisan mereka dan duduk.
Tak lama setelah itu, guru yang sedang bicara didepan menyebut nama seseorang yang selalu menjadi perhatianku. Lalu kuputar badanku ke arah belakang. Aku mendapati sosoknya sedang duduk disana. Dia juga baru datang ternyata. Dia tersenyum, aku merasakan seperti ada semilir angin dihatiku saat ini, tenang. Lalu dia pindah duduk, kini dia duduk sederet denganku. Hanya kekosongan yang membatasi, ya memang lumayan jauh. Ini adalah kesempatan bagus untukku, aku bisa dengan sepuasnya menatap sosoknya, membiarkan mataku memperhatikan setiap gerak-geriknya. Tentu saja ini tidak boleh diketahui siapapun. Aku tidak ingin terlihat seperti seorang pengagum aneh. Suatu saat aku ingin orang-orang melihatku sebagai seseorang yang tulus menunggu dan memperhatikannya. Walau tanpa pengungkapan.
Aku takut, aku takut hari ini mendapati bahwa aku sekelas dengannya. Dan kegelisahanku terjawab sudah, kita berada dikelas yang berbeda. Untung saja.. Tak bisa kubayangkan jika berada dekat dengannya. Karna aku terbiasa jauh, terbiasa memperhatikannya dari jarak yang tak ia ketahui, terbiasa merindukannya tanpa menunjukkannya, terbiasa menyimpan segala perasaan yang meletuk-letuk seorang diri. Aku seorang pejuang yang berjuang sendiri. Walaupun ia tak mengetahui apapun tentang segala hal yang kurasakan.
Tiba-tiba namaku dipanggil, ternyata ada data yang tak lengkap. Lalu aku berasalan, tapi tak ada gunanya. Dari sudut mata, kulihat ia sedang melihatku. Aku bahagia. Ya walau aku tahu sebenarnya tak hanya dia yang melihatku saat itu, tapi seisi aula. Tapi tak bisa kupungkiri, jantungku berdetak lebih kencang.
Tak lama kemudian, namanya juga dipanggil, dengan sebab yang sama. Dan dia juga menjawab dengan alasan yang sama seperti yang kujawab sebelumnya. Ya aku tahu, ini hanya kebetulan.
Sebagai pemuja rahasia, aku yang memujanya mengartikan sebuah tatapan mata darinya sebagai hal yang sangat special...sangat special.
Keesokan harinya, seluruh murid berkumpul di aula karna ada sebuah acara. Aku berencana mencari sosoknya, sosok yang kurindukan. Saat aku menoleh kebelakang, aku langsung menemukan sosok itu. Sepanjang acara aku terus memperhatikannya, ia tak akan tahu hal itu. Dia juga takkan pernah tahu sedalam apa perasaanku terhadapnya. Yang engkau tahu hanyalah sebuah kata yang disebut namaku, bukanlah hatiku.
Biarkanlah kebahagiaan merasukiku saat aku melihat senyumanmu, biarkanlah aku menikmati setiap hal yang ku sebut angan-angan, tentang dirimu, biarkanlah aku menikmati kebodohan ini. Dan biarkanlah aku merindukanmu dalam diam...
Karna hingga saat ini aku belum menemukan cara yang tepat untuk menunjukkan kerinduanku padamu..
Tulisan ini bersambung ke : Long time no see :))